Tim Relawan Psikososial UMM Tiba di Lombok

Jum'at, 17 Agustus 2018 19:46 WIB   Fakultas Psikologi

Tim Relawan LPT. Psikososial / Pusat Konseling Trauma (PKT) UMM (Rompi Orange) tiba di Pos Koordinasi Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Nusa Tenggara Barat (NTB) dan memberikan sejumlah bantuan kepada masyarakat Lombok melalui MDMC (Baju Biru).

Tim Relawan UMM tiba di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan langsung menuju Pos Koordinasi Muhammadiyah Disaster Management Center  (MDMC) (14/8). Pos koordinasi MDMC berada di Gedung Pimpinan Wilayah Muhammadiyah NTB. Tim disambut oleh Budi Setiawan selaku Ketua Pimpinan Pusat-MDMC (PP MDMC) dan Indrayanto selaku perwakilan dari PP-MDMC yang akan menetap di NTB dalam beberapa waktu.

Budi Setiawan asal Yogyakarta mengucapkan selamat datang dan selamat bergabung dengan seluruh tim MDMC yang sebelumnya sudah lama berada di NTB. Semoga tim dari UMM dapat beraktivitas di NTB dalam waktu lama mengingat kebutuhan tenaga relawan sangat di butuhkan. "Semoga Tim Psikososial UMM  betah berada di posko yang sudah di tentukan," harapnya.

Indrayanto mengucapkan terimakasih kepada lembaga Pusat Konseling Trauma (PKT) UMM atas kesediannya untuk bergabung dengan mengirimkan tim dan bantuan dari Malang. Berdasarkan hasil asesmen lapangan, tim relawan dari UMM akan di posisikan di pos layanan (posyan) Dusun Karya, Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, NTB. "Posisi posyan ada di bawah kaki Gunung Rinjani, diusahakan semua kebutuhan di siapakan karena udara sangat dingin, tidak semua kartu prabayar dapat digunakan dengan baik, dan selalu hemat air," jelasnya.

Ahmad Indra Purwanto selaku koordinator Tim Relawan UMM menjelaskan bahwa keseluruhan anggota ada 10 orang mahasiswa Fakultas Psikologi UMM. Jumlah relawan perempuan sebanyak empat orang dan relawan laki-laki sebanyak enam orang. Kami akan menetap selama sebulan dan terus berusaha untuk memberikan yang terbaik kepada masyarakat yang ada di Posyan Karya. "Kami sudah mempersiapkan segala kebutuhan dan agenda terdekat kami adalah asesmen sosial kemudian mencocokan dengan rancangan program kami," jelas mahasiswa yang sempat bergabung menjadi tim relawan bencana gempa di Banjarnegara tersebut. (nta)

Shared: