Melalui Kampus Mengajar, Mahasiswa Psikologi UMM Baktikan Diri ke Penjuru Negeri

Selasa, 23 Maret 2021 11:58 WIB   Fakultas Psikologi

Sebanyak 39 orang mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang mengikuti program kampus mengajar angkatan I tahun 2021. Mereka terpilih setelah melalui seleksi tingkat nasional di Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Jumlah mahasiswa Fakultas Psikologi yang lolos seleksi ini juga menjadi yang terbanyak dari Fakultas lain di UMM.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Program Studi Psikologi UMM, Susanti Prasetyaningrum, M.Psi, Psikolog, mengaku bersyukur dan menyambut baik pengumuman sejumlah mahasiswa yang lolos program kampus mengajar sebagai salah satu agenda di dalam kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). “Alhamdulillah, mahasiswa kami banyak yang terpilih. Tentu ini tidak lepas dari proses seleksi dan pembekalan yang dilakukan oleh prodi terhadap mahasiswa. Secara teknis prodi juga harus menyeleksi mata kuliah apa yang semester genap (IV) ini diambil mahasiswa. Seleksi mata kuliah yang akan dikonversikan tidak hanya dilihat dari bobot SKS, tetapi yang lebih penting adalah capaian pembelajaran dari setiap mata kuliah konversi apakah sesuai dengan program tersebut”, ujar Santi.

Sebelumnya, Dirjen Dikti menjelaskan bahwa melalui program kampus mengajar mahasiswa diberi kesempatan belajar dan mengembangkan diri dengan berkolaborasi bersama guru dalam proses pembelajaran, mengembangkan teknologi dalam belajar, serta membantu administrasi sekolah di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Hasil dari kegiatan tersebut akan dikonversikan menjadi penilaian pada mata kuliah di program studi masing-masing sejumlah 12 SKS.

Data yang berhasil dikumpulkan oleh Humas Fakultas Psikologi UMM menunjukkan bahwa 39 orang mahasiswa yang akan menjalankan program ini tersebar di berbagai penjuru negeri. Misalnya Wahyu Sukma Muliarsi (penempatan di SDN 010 Keresek, Kec. Gunung Toar, Kabaputen Kuantan Singingi, Riau). Ia mengungkapkan sangat antusias diberi kesempatan mengabdi di situasi pandemi dan mengaplikasikan ilmunya di sekolah. Sama halnya dengan Rosanti Amalia (penempatan di SDN 4 Sumbersuko Wagir, Malang) yang menilai program ini akan sangat membantu sekolah-sekolah di masa pandemi yang tidak mampu beroperasi secara maksimal, baik itu karena keterbatasan akses internet, akses sumber belajar, keterbatasan metode pembelajaran, dan keterbatasan sumber daya manusia. “Insya Allah saya berupaya hadir disana untuk membantu dan memberi manfaat”, tutur Oca.

Sementara mahasiswa lainnya, Firdausi Muhammad Akhmad (penempatan di SDN Kurungan Bassi, Mamuju, Sulawesi Barat) menyadari bahwa tanggung jawab dan tantangan mengikuti kegiatan ini sebenarnya cukup berat, mengingat Ia berada pada daerah remote yang juga baru saja diguncang bencana gempa Januari lalu. Namun, dibalik perasaan getirnya Ia mengaku mendapatkan dukungan dari berbagai pihak dalam menjalankan program tersebut ke depan. “Meskipun demikian saya tetap harus melakukannya, apalagi mengingat banyak pihak yang mendukung saya mengikuti program ini. Saya kembali mengabdi ke tanah kelahiran saya, saya ingin berbuat banyak dan melihat para penerus tanah Mamuju ini lebih baik”, pungkas Daus.

Beberapa waktu lalu seluruh peserta kampus mengajar angkatan I tahun 2021 telah mendapatkan materi pembekalan lanjutan yang diberikan oleh Dirjen Dikti Kemendikbud berkaitan tentang konsep pedagogi sekolah dasar, konsep pembelajaran jarak jauh, strategi kreatif belajar luring dan daring, pembelajaran literasi dan numerasi, etika dan komunikasi, aplikasi asesmen dalam pembelajaran, aplikasi MBKM, dan mahasiswa sebagai duta perubahan perilaku di masa pandemi. Khusus mahasiswa psikologi UMM diproyeksikan tidak hanya sekedar mengajar tetapi juga mengaplikasikan metode dan teknik-teknik asesmen psikologi, menganalisis permasalahan perilaku yang ada di sekolah, dan mengaplikasikan teknik intervensi untuk perubahan perilaku. (fth)

Shared: