Marhaban Yaa Ramadhan

Rabu, 08 Mei 2019 07:16 WIB   Fakultas Psikologi

 

Pada Jum’at (3/05/2019) di Aula Sidang Lt. 5 GKB IV kampus III UMM, jajaran dekanat Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dalam menyambut Ramadhan mereka mengadakan pengajian dekanat yang bertemakan “REFLEKSI BULAN RAMADHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UMM”.

Acara ini dibawakan oleh Hanif Akhtar sebagai pemandu acara yang sekaligus dosen Fakultas Psikologi UMM dan mengundang Narasumber ahli dalam bidang agama yakni Bapak Muhammad Muhson. “Acara ini untuk siraman rohani dan men-charger semua dosen dan karyawan yang sebentar lagi memasuki bulan Ramadhan,” tutur Hanif.

Pengajian ini dibuka dengan sambutan dari Dekan Fakultas Psikologi M.Salis Yuniardi S.Psi, M.Psi, PhD yang di dalam sambutannya beliau mengatakan bahwa bulan Ramadhan sebentar lagi akan tiba dan dibulan ini adalah tempat untuk kita memperbaiki diri. “Bulan yang penuh dengan kesucian ini adalah waktu yang tepat untuk kita menebus semua dosa kita, karena kita tidak tahu berapa lama lagi kita tinggal di dunia ini. Maka dari itu kita harus menjaga diri dan segera bertobat,” ungkap Pak Salis.

Dalam acara pengajian ini, Pak Muhson menyampaikan bahwa di bulan Ramadhan ini merupakan tempat untuk melakukan jihad karena di bulan ini semua ibadah akan dilipat gandakan. “Saya disini bukan untuk ceramah tapi kita berdiskusi saja agar lebih efektif,” ujar Pak Muhson.

Pak Muhson juga menjelaskan, orang yang bersedekah itu juga termasuk berjihad dijalan Allah SWT dan itu akan menjadi jalan seseorang sebagai pertolongan di akhirat nanti. Dalam bersedekah tidak perlu kaya karena berjihad dijalan AllahSWT dengan hartamu dapat berupa infaq, sedekah, dll. Infaq itu bisa berapa saja, ketika seseorang dari kecil dibiasakan melakukan infaq itu akan menjadikannya seseorang yang ber-akhlakul karimah.

Fenomena yang terjadi sekarang itu sangat kontradiksi dengan yang diperintahkan oleh AllahSWT di dalam Al-Qur’an. Pada zaman sekarang orang banyak menghamburkan uang hanya untuk lifestyle bukannya bersedekah. Hedonisme sudah terlalu mendominasi di Indonesia apalagi dikalangan mahasiswa, yang sudah terbiasa pulang malam hingga dini hari. Sebagai orang tua wajib mendidik anaknya dari usia dini, yang mengajari anak dalam beberapa aspek dasar tentang agama. Ketika anak sudah menjelang usia remaja hingga dewasa dia dapat menjadi seseorang yang diharapkan dan berguna bagi orang tuanya di dunia dan akhirat.

“Iman mencakup cara berpikir, di Muhammadiyah itu kita berkiblat dengan tarjih. Tarjih itu diambil yang mana lebih kuat untuk menjadi pedoman warga Muhammadiyah,” katanya.

Iman adalah kunci paling penting dalam beribadah, karena semua yang dilandaskan dengan iman akan sangat diperhatikan oleh Allah SWT. Ibadah itu aslinya haram kalau tanpa ada perintah dari Allah SWT. orang kafir quraisypun percaya bahwa tuhan mereka itu Allah SWT, karena berhala itu hanya sebagai motivasi bagi mereka.

“Allah SWT tidak butuh puasa seseorang yang masih melakukan maksiat, walaupun sudah menahan lapar dari pagi sampai menjelang buka jika terdapat maksiat Allah SWT tidak membutuhkan itu,” jelasnya.

Acara ini berlangsung sangat kondusif dan jajaran dekanat aktif dalam berdiskusi. Hanif Akhtar selaku moderator meyimpulkan materi yang disampaikan oleh Bapak Muhammad Muhson sekaligus menutup acara pengajian yang bertemakan “REFLEKSI BULAN RAMADHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UMM”. “Puasa harus dilandasi oleh iman, iman itu tidak hanya melalui perilaku tapi juga harus dengan tindakan,” tutupnya. (Andian)

Shared: