 |
Dalam rangka penguatan penyelenggaraan pendidikan psikologi, Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Gorontalo bertandang ke Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang pada senin (25/1). Kunjungan yang berlangsung selama lima hari tersebut bertujuan untuk mendapatkan masukan terkait sistem pendidikan psikologi yang selama ini telah dijalankan oleh Fakultas Psikologi UMM, sembari mempererat silaturrahim antar-institusi. “Program Studi Psikologi UNU Gorontalo masih seperti batita (bayi dengan usia tiga tahun), kami perlu pendampingan untuk belajar berdiri dan berlari. Psikologi UMM kami rasa menjadi pilihan terbaik untuk belajar. Di samping karena usia yang sudah matang dalam menyelenggarakan pendidikan psikologi, lulusannya terbukti berkualitas, salah satu dosen kami adalah alumni sini”, terang Sri Yunita Taligansing, S.Psi, M.A, selaku kepala program studi Psikologi UNU Gorontalo.
Menanggapi hal itu, M. Salis Yuniardi, PhD, dalam sambutannya sebagai dekan Fakultas Psikologi UMM mengungkapkan merasa tersanjung atas kunjungan tersebut, serta menyambut baik keinginan Psikologi UNU untuk bersinergi bersama dalam kebaikan. “Tentu saya sangat senang atas kunjungan ini, tidak hanya karena pujian atas apa yang kami miliki, tetapi saya melihat representasi dua organisasi islam terbesar (Muhammadiyah – NU) di Indonesia bisa berkolaborasi secara inklusif, harmonis, dan saling membesarkan satu sama lain. Poros kerukunan di Indonesia salah satunya bisa dilihat dari harmonisasi dua organisasi ini saya kira. Perihal penyelenggaraan pendidikan psikologi secara teknis, Insya Allah kami siap mendampingi apapun yang dibutuhkan”, jelas Salis.
Selama kunjungannya, Psikologi UNU menjajal beberapa fasilitas pembelajaran, seperti laboratorium akademik dan terapan yang ada di Fakultas Psikologi UMM, mendiskusikan kurikulum, aktvitias kemahasiswaan, serta menjajaki perjanjian kerjasama antara kedua belah pihak. Terkait hal itu, Sekertaris Program Studi Psikologi bidang kerjasama, Ratih Eka Pertiwi, M.Psi, menyatakan kerjasama yang akan dijalankan kedua belah pihak berkenaan dengan pelaksanaan merdeka belajar-kampus merdeka, aktualisasi tri dharma perguruan tinggi, salah satunya dengan melakukan penelitian lintas-budaya, serta bersama-sama mengadakan kelas relawan bencana untuk memberikan layanan dukungan psikososial di daerah terdampak. (fth)
