Yudisium Fakultas Psikologi UMM, Saatnya Bangkit dan Berkarya untuk Negeri

Jum'at, 28 Agustus 2020 10:51 WIB   Fakultas Psikologi

 

Jumat (28/8) untuk kedua kalinya Fakultas Psikologi UMM menyelenggarakan Yudisium  secara daring di tengah pandemi Covid-19. Tercatat sebanyak 70 orang calon wisudawan/wisudawati dikukuhkan pada acara tersebut, tiga diantaranya merupakan lulusan terbaik di tingkat fakultas, yaitu Miftahul Jannah dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3.85, kemudian Salma Qatrunnada yang meraih IPK 3.92, dan Ishaqul Hasan yang didaulat menjadi lulusan terbaik pertama Fakultas Psikologi UMM dengan IPK 3.95.  Dalam sambutannya Ia menyebut bahwa keberhasilan yang diraih merupakan produk kolektif dari usaha, doa, dan dukungan dari keluarga serta teman-teman selama menjadi mahasiswa. Hal ini sesuai dengan penelitiannya yang menyebutkan bahwa performa individu ditentukan oleh dua hal, yaitu faktor internal dan dukungan dari relasi serta lingkungan sosial. “Fakultas Psikologi UMM mengajarkan kami kolaborasi, kedisiplinan, rasa haus akan ilmu (tidak cepat puas), dan kepercayaan diri. Saya tidak pernah membayangkan diri saya menjadi seperti ini, kecuali Fakultas Psikologi UMM yang membentuknya”. Selain itu, mantan Gubernur Mahasiswa ini juga menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada para dosen dan seluruh civitas akademika yang ada di Fakultas Psikologi UMM atas segala kebaikan, kemurah-hatian, dan ketulusan mengajarkan ilmu yang bermanfaat.

Sementara, dekan Fakultas Psikologi UMM, M. Salis Yuniardi, PhD, ketika menyampaikan sambutannya meyakini bahwa lulusan psikologi UMM bisa bersaing di tengah situasi yang sulit. “Saya yakin teman-teman wisudawan semua mampu melewati tantangan di masa depan berbekal segala hal yang diperoleh dari Fakultas Psikologi UMM. Di psikologi kita selalu punya modal untuk bangkit dan berkarya untuk negeri. Termasuk bangkit dari keterpurukan di tengah pandemi. Apa itu? Kemampuan untuk meregulasi diri, baik itu kognisi, emosi, dan perilaku yang telah dikhatamkan selama menjadi mahasiswa. Lebih dari itu, pesan saya, selalu gunakan akal rasional kita jauh lebih dahulu ketimbang emosi, apalagi urusan perut atau hawa nafsu”, pungkasnya. (fth)     

Shared: