LPT-KA Selenggarakan Seminar Nasional “ Optimalisasi Peran Keluarga dalam Tumbuh Kembang Anak”

Selasa, 03 April 2018 13:30 WIB   Fakultas Psikologi

 

Seminar Nasional dan Launching LPT KA oleh Rektor UMM (Drs. Fauzan,M.Pd)

 

LPT-KA Selenggarakan Seminar Nasional

Optimalisasi Peran Keluarga dalam Tumbuh Kembang Anak”

 

Sebagai bentuk kepedulian terhadap persoalan-persoalan kemasyarakatan, Fakultas Psikologi UMM melalui LPT-KA (Laboratorium Psikologi Terapan Keluarga dan Anak) menyelenggarakan acara Seminar Nasional “Optimalisasi Peran Keluarga dalam Tumbuh Kembang Anak” pada 24 Maret 2018. Acara ini dilaksanakan di Aula Gedung Kuliah Bersama (GKB) IV UMM Lantai 9. Penyelenggaraan acara inijuga dilakukan dalam rangka soft launching LPT-KA Fakultas Psikologi UMM sebagai pusat layanan psikologis kepada masyarakat umum berkaitan dengan keluarga dan anak.

Acara Seminar Nasional “Optimalisasi Peran Keluarga dalam Tumbuh Kembang Anak”diikuti oleh sekitar 120 peserta yang terdiri dari berbagai latar belakang: orang tua, guru, mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum. Sebagai pembicara, seminar ini menghadirkan 3 pembicara: Prof. Dr. Tina Afiatin, M.Si, Psikolog (Pakar Psikologi Keluarga Fakultas Psikologi UGM), Dr. Iswinarti, M.Si, Psikolog (Pakar Psikologi Bermain Fakultas Psikologi UMM), dan Dr. Rr. Siti Suminarti Fasikhah, M.Si, Psikolog (Pakar Psikologi Pengasuhan Fakultas Psikologi UMM). Acara tersebut juga dihadiri dan dibuka langsung oleh Rektor UMM, Drs. H. Fauzan, M.Pd. Selain itu,peserta seminar disuguhi dengan penampilan para siswa dari PAUD Al-Ghoniyya Malang yang tampak sangat terampil dalam memainkan permainan tradisional Cublak-Cublak Suweng, Engklek, dan Ular Tangga. Penampilan permainan tradisional tersebut merupakan simbol bahwa bangsa Indonesia kaya akan khazanah kebudayaan yang memiliki nilai-nilai positif, termasuk di bidang pendidikan.

Susunan acara dibagi menjadi 2 sesi yaitu materi dan presentasi. Dalam pemaparan materi, ketiga pembicara menyatakan bahwa anak-anak dan generasi muda saat ini merupakan generasi yang tumbuh dan berkembang di era digital, di mana sistem digital, teknologi komputer, dan internet telah menjadi kebutuhan sehari-hari. Pertukaran informasi, ide, dan pengetahuan menjadi cepat dan mudah. Namun, di sisi lain, ia menimbulkan ekses negatif yang tidak diinginkan. “Gadget, dengan segala kemudahan yang ada di dalamnya, mendekatkan yang jauh. Namun, di sisi lain, ia menjauhkan yang dekat”, ungkap Iswinarti.Kenyataan inimembutuhkan solusi strategis berupa peran yang lebih besar dari orang tua dalam mengasuh dan mendidik anaknya. “Cara-cara yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan 3 peran mediasi orang tua, yaitu mediasi aktif, mediasi pembatasan, dan mediasi pemantauan”, ujar Tina Afiatin. Lalu bagaimana dengan anak-anak yang kedua orang tuanya bekerja? Menurut Suminarti, hal itu sebenarnya bukanlah permasalahan yang perlu dikhawatirkan, asalkan sosok pengasuh pengganti orang tua memiliki kompetensi dan keterampilan pengasuhan yang memadai. Di antara kompetensi yang dibutuhkan adalah kesabaran menghadapi kebutuhan anak, luwes-adaptif, memiliki harga diri yang positif, dan mampu menjadi model positif bagi anak.Setelah sesi materi, acara hari pertama dilanjutkan dengan presentasi makalah dari para peserta yang tidak hanya berasal dari UMM, tetapi juga dari luar UMM seperti Universitas Hang Tuah Surabaya dan Unissula Semarang. Presentasi diselenggarakan secara paralel dari siang hingga sore hari.

Shared: