Malang, 4 September 2024 – Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menjadi tuan rumah kegiatan penting bertajuk “Mewujudkan Kampus Inklusi.” Kegiatan ini diselenggarakan oleh Lembaga Layanan Disabilitas (LLD) UMM, dengan Ibu Ni’matuzahroh, S.Psi, M.Si. Ph.D sebagai pengisi acara. Acara ini menjadi langkah awal dalam membentuk Unit Layanan Disabilitas (ULD) di UMM, yang bertujuan untuk mendorong universitas menjadi salah satu kampus inklusif di Indonesia.
Pembentukan ULD di UMM ini didorong oleh kebutuhan untuk meningkatkan aksesibilitas bagi mahasiswa berkebutuhan khusus. Melalui pendirian LLD ini, UMM berupaya memberikan layanan pendidikan yang inklusif dan bermutu, dengan memperkuat kompetensi dosen serta tenaga pendidik, menyediakan fasilitas yang memadai, dan menjalin kerjasama dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) yang ramah disabilitas.
Program yang diusulkan dalam pembentukan ULD ini meliputi penetapan struktur dan kepengurusan, pelaksanaan asesmen, pengajuan SK ULD, penyusunan program ULD selama setahun, Focus Group Discussion (FGD) dengan perwakilan prodi dan fakultas, serta seminar ULD UMM. Program ini direncanakan berjalan dengan timeline yang jelas, dimulai dari Mei hingga Desember 2024. Kegiatan ini telah melewati beberapa tahap, termasuk koordinasi dengan pimpinan universitas, pelaksanaan asesmen, dan pengajuan SK ULD yang saat ini masih dalam proses.
Acara pada hari ini ditutup dengan kegiatan FGD yang melibatkan dosen dari berbagai prodi dan fakultas. Dalam FGD ini, dibahas lima aspek penting, yaitu riwayat mahasiswa berkebutuhan khusus, kesiapan SDM, kesiapan kurikulum, kesiapan sarana prasarana, dan pengembangan karir bagi mahasiswa berkebutuhan khusus (MBK). FGD ini menjadi langkah penting dalam memastikan bahwa UMM siap untuk menjadi kampus yang inklusif dan non-diskriminatif, memberikan kesempatan yang setara bagi seluruh mahasiswa, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus.
Dengan pembentukan ULD ini, UMM berkomitmen untuk menggali dan menerapkan praktik terbaik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif, serta menciptakan budaya kampus mendukung. Langkah ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi perguruan tinggi lainnya dalam menyediakan akses pendidikan yang adil dan setara bagi semua.