Sabtu, (3/4) – Lembaga Psikologi Terapan Pengembangan Individu Berkebutuhan Khusus (LPT-PIBK) Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang membuka seri pertama workshop bertajuk “Peran Dunia Pendidikan untuk Menyiapkan Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Siap Kerja”. Tercatat sebanyak 105 orang peserta mengikuti sesi pertama melalui aplikasi zoom meeting. Mereka berasal dari berbagai elemen, baik itu guru sekolah inklusi/SLB, serta pemerhati dan orangtua anak berkebutuhan khusus. Acara ini mendapat antusiasme yang tinggi dari peserta. Hal itu dapat dilihat dari membludaknya pertanyaan yang masuk via kolom komentar.
![LPT-PIBK Fakultas Psikologi UMM Gelar Workshop untuk Siapkan Peserta Didik Berkebutuhan Khusus Menghadapi Dunia Kerja - Psikologi UMM](https://psikologi.umm.ac.id/wp-content/uploads/2025/01/LPT-PIBK-Fakultas-Psikologi-UMM-Gelar-Workshop-untuk-Siapkan-Peserta-Didik-Berkebutuhan-Khusus-Menghadapi-Dunia-Kerja-Psikologi-UMM.png)
Terkait kegitan di atas, Dekan Fakultas Psikologi UMM, M. Salis Yuniardi, PhD, dalam sambutannya menyampaikan dukungan penuh terhadap adanya sekolah inklusi yang ada di Indonesia khususnya di Malang untuk terus dikembangkan. “Sekolah inklusi perlu didukung, kegiatan workshop ini adalah salah satu bentuk dukungan Fakultas Psikologi UMM untuk pengembangan ABK di Malang. Sekolah inklusi inilah pintu inklusivitas sosial bagi anak-anak kita yang memiliki keistimewaan dari Tuhan”, ujar Salis. Webinar sesi pertama ini dipandu oleh moderator Firdiani Yuliana, S.Psi yang juga merupakan ketua Musyawarah Guru Pendidikan Khusus (MGPK) Kota Batu.
Seri pembuka workshop ini diawali dengan pembahasan berbagai masalah di masa pandemic terkait pendidikan anak berkebutuhan khusus. Narasumber pertama adalah Ni’matuzahroh, S.Psi., M.Si yang merupakan salah satu dosen fakultas psikologi UMM dan juga anggota LPT-PIBK. Sementara narasumber kedua adalah Atika Permata S., M.Psi., Psi yang juga merupakan penggerak laboratorium psikologi terapan individu berkebutuhan khusus. Keduanya mencoba memberikan pemahaman kepada seluruh elemen yang turut andil dalam perkembangan anak berkebutuhan khusus. “Elemen yang turut andil dalam pengembangan peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) tidak hanya guru melainkan juga melibatkan orang tua dan orang-orang terdekat lainnya”, tutur Atikah.
Atikah juga menyampaikan ulasan materi tentang potensi dan peluang karier peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK). Dalam paparannya Ia menyampaikan bahwa potensi individu berkebutuhan khusus yang bisa dikembangkan justru terletak pada karakteristik personalnya, seperti jujur, efisien, konsisten, dan tidak berminat pada “politik kantor”. Selain itu, Atikah juga merekomendasikan asesmen karier bagi para ABK untuk pemetaan jalan karier mereka ke depan. Ni’matuzahroh menambahkan bahwa yang terpenting adalah upaya menegakkan asesmen awal yang benar dan menyeluruh, mengetahui karakteristik anak PDBK, dan melakukan pendampingan yang intensif. “Kalau mau membuka sekolah inklusi harus siap semua SDM, sarana prasarana, dan modifikasi kurikulum, serta peran guru BK yang sangat kompleks” jelas Ni’matuzahro.
Selepas acara, Koordinator LPT PIBK, Putri Saraswati, M.Psi, Psikolog mengungkapkan bahwa workshop ini terdiri empat seri dan akan berlangsung selama bulan April-Mei. “Semoga ini bisa menindaklanjuti kebutuhan guru-guru inklusi, khususnya di Kota Malang”, pungkasnya. (fth)